WOM di era digital masih bisa dikatakan sebagi “The powerful persuader” hal ini terjadi karena:
- Kredibilitas yang independen
Tidak ada paksaan untuk seseorang berbicara untuk suatu brand. Jadi siapa pun boleh memberikan pengalamanya untuk dibagikan pada orang lain. Dia bukanlah orang representative dari perusahan yang memberikan statement sehingga siapapun bebas memberikan pendapat. ( Gambar 8.2)
Gambar 8.2
Sumber: http://startupbisnis.com/wp-content/uploads/2012/12/Word-of-mouth-marketing-Many-people-Image5.jpg
- Penghantar pengalaman
Baik di dunia offline atau digital, WOM meruapakan mekansisme penyampaian pengalaman. Biasanya bila seseorang memiki pengalaman buruk maka tidak perlu menunggu lama orang tersebut membagikan pengalamannya dan pengalaman buruk tersebut akan selalu diingat. Berbeda ketika orang memiliki pengalaman baik, ada kemungkinan orang menunda untuk berbagi pengalamannya. Bahkan pengalaman baik perlu di stimulus ketika orang akan dimintai komentarnya.
Gambar 8.3
Sumber : http://www.theretailintelligence.com/wp-content/uploads/2016/05/retail-intelligence-word-of-mouth.jpg
- Medium yang penuh dengan kejujuran
Karena tidak merasa representative dari perusahaan dan hanya mengandalkan pengalaman, maka WOM sendiri kontennya penuh kejujuran. Apa yang dialami oleh seseorang maka itulah yang disampaikan.
- Menghemat waktu dan uang
Bagi marketers ini bisa dijadikan peluang. Marketers hanya perlu membuat seseorang memiiki pengalaman baik sehingga mereka mau merekomendasikannya. Misalnya yang dapat dilakukan di ruang digital adalah dengan menyedikan review sebagai after sales service.
Marketers hanya perlu berusaha untuk membuat program dimana pada akan berguna ketika terjadi momentum yang tepat ketika orang hendak melakukan engagement dengan brand kita.
- Berada di ruang publik
online WOM memungkinkan beribu pasang mata melihat dan memungkinkan marketers untuk menjangkau audience yang lebih luas. Mengingat bahwa komunikasi yang terjadi di dunia digital itu bersifat horizontal maka tidak ada batasan Geodemografi.