SEGMENTATI0N VS COMMUNITIZATION


Seiring dengan kebanyakan orang yang memiliki new identity yakni “ Offline Identity” dan “ Online Identity” marketer harus mengetahui cara “ treatment “ untuk secara personal dan cyber. Untuk menjangkau kegiatan  komunikasi pemasaran secara  Offline, kegitan melakukan treatment  segmentasi masih belum menjadi “old-fashion” treatmen hingga saat ini dan tidak dapat dipungkiri treatment seperti ini masih tergolong “ High- Budget- High Impact Marketing “ namun ketika kita melihat dunia online maka yang terjadi adalah “ Communitization “  sebagai “ low Budget – High Impact Marketing”  maka terlihat jelas perbedaan antara treatment online dan offline.

Segmentasi merupakan treatment yang datang dari perusahan dengan melakuka reset terlebih dahulu bahkan bisa bekerjasama dengan pihak outsource untuk membeli data hasil reset yang tidak murah di bandrol nya. Namun, pada treatment online, perusahaan tidak perlu melakukan reset pasar dikarenakan masyarakat bersifat flat atau datar sehingga yang dilakukan adalah communitization dengan cukup mengidentifikasi komunitas yang sudah ada dan dianggap cocok atau perusahan justru sebagai pelopor membangun komunitas misalnya , komunitas BIG SIZE ADDICT , SUPER SENTAI ADDICT dan lain-lain sehingga melalui komunitas ini , marketers bisa memanfaatkan mereka untuk meneruskan pesan komunikasi dan melakukan komunikasi secara Horizontal.

Konvergensi media kini membawa konten semakin terfragmentasi sehingga membentuk khalayak sesuai dengan minat nya. Munculnya komunitas –komunitas yang tidak memiliki wadah di dunia nyata juga dimanfaatkan oleh marketers guna menyampaikan pesan pemasarannya sehingga para marketers kini berupaya untuk menciptakan Emotional Branding secara virtual dalam berinteraksi melalui dunia cyber apalagi dengan pertimbangan komunitas sebagai penerima informasi yang memiliki tujuan yang sama.

Dalam menghapi komunitas yang hidup pada dunia cyber atau virtual ini , marketers perlu mempertimbangkan jenis nya, dalam buku Teori dan Riset Media Siber , Dr  Rully Nasrullah (2014;  151)  menjelaskan terbentuknya komunitas virtual bedasarkan :

  1. Mediasi Komputer
  2. Penjelmaan Komunitas Dunia Nyata `

Setiap anggota komunitas selalu memiliki hubungan yang erat antara satu dengan yang lain dikarenakan adanya kesamaan topik , minat , kesenangan dan problem yang sama yang tertuang melalui conversation. Meski terpisah secara geografis namun online telah menyatukan mereka dan melebur jarak dan penghalang.  Marketers bisa melakukan hal yang paling penting yang dibicaran dalam komunitas dengan cara mendengarkan (listening) dan berbicara (Talking) kepada komunitas tersebut dengan memberdayakan ( Energizing) , membantu ( helping) dan terakhir bisa merangkul (Embracing) sebagai upaya pengelolaan kostumer  ( costumer relationship management)


Leave a Reply