Komunikasi Gethuk Tular di Era Digital


Berkembangnya teknologi komunikasi saat ini membuat orang-orang mendadak menjadi news maker atau pembuat berita. Hal ini menjadi mudah sejak muculnya teknologi web 2.0 sehingga konten kini mudah di publikasikan dan merekomendasikan bedasarkan pengalaman secara langsung kepada orang lain. Sebagai contoh, tentunya anda pernah membuat status di media sosial ketika memiliki pengalaman buruk dengan suatu layanan atau ketika menggunakan produk.  Kondisi ini juga berpengaruh terhadap dunia komunikasi pemasaran. Berkembangnya teknologi membuat orang semakin pintar karena mudahnya akses. Orang kini hanya menikmati iklan sebagai informasi atau penambah referensi mereka tentang kesadaran dan pengetahuan bahwa adanya suatu brand eksis di kehidupan mereka. Namun semua itu pastinya akan sirna ketika ada seseorang yang berbicara mengenai kinerja brand yang sudah ada di benaknya tersebut. Itulah yang dinamakan Word of Mouth (WOM) atau komunikasi dari mulut ke mulut atau istilah jawanya adalah komunikasi gethuk tular.

WOM didefinisikan oleh E. Anderson (1998), Arndt  (1968), Buttle (19980) dalam walker (2001:63) sebagai “informal, person to person communication between a perceived non commercial communicatior and a receiver regarding a brand, a product, an organization or service ( merupakan sebuah komunikasi informal antara manusia dengan manusia yang bersifat non komersial terkait sebuah brand , produk , organisasi atau jasa) . Hal ini dudukung oleh praktiksi WOM, Sumardy, dkk (2011) Wom diartikan sebagai tindakan penyediaan infomasi kepada konsumen lain.

Awalnya owm terjadi ketika seseorang bertemu secara face to face dimana terjadi percakapan namun seiring dengan perkembangan teknologi WOM juga terjadi secara online sehingga marketers saat ini perlu membuat startegi kreatif untuk menjangkau audience atau customer nya secara digital.

Internet memberikan ruang komunikasi horizontal dimana menyediakan ruang untuk saling bertemu secara account to account. Pada kondisi ini, orang tidak hanya berbicara one to one namun menjadi one to many. Pengalaman orang lain akan menjadi referensi seseorang untuk memutukan apakah dia akan tetap membeli atau malah meninggalkannya.

Terkait dengan WOM sebagai sebuah kegiatan marketing,  ada badan resmi praktisi Word of Mouth Marketing (WOMM) yaitu Word of Mouth marketing Associations (WOMMA). Dalam WOMMA tersebut dijelaskan bahwa WOM  merupakan kegiatan pemasaran yang dilakukan oleh sebuah merek agar konsumen membicarakan, memppromosikan dan menjual merek kita kepada orang lain. Word of mouth merupakan proses marketing conventional yang dapat membuat orang 1000 persen lebih percaya pada pesan nya melebihi iklan. Mengapa hal ini bisa terjadi? Karena dalam word of mouth konten nya telah mengandung pengalaman dan bisa saja orang yang berbicara itu adalah mereka yang dianggap kredibel. Uniknya di dunia digital kita bisa berteman dengan siapa saja, bahkan ironis nya pengalaman mereka pun kita jadikan referensi. Kita ambil contoh saja ketika kita hendak memesan hotel secara online. Kita akan melihat referensi dari mereka yang pernah menginap di hotel tersebut dan memberikan rating. Jujur kita tidak pernah mengenal orang tersebut namun orang yang memberi pernyataan bisa dianggap kredibel dikarenakan mereka yang mengisi itu adalah orang yang memiliki pengalaman menginap di hotel tersebut


Leave a Reply